15
Dec
2022

IAIN Palopo, Humas – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana dan Magister Angkatan XXXII Periode II Tahun 2022. Kegiatan tersebut berlangsung di Auditorium Phinisi IAIN Palopo, Rabu (14-15/12/20222).

Kegiatan tersebut digelar selama dua hari dengan empat sesi, yaitu tanggal 14-15 Desember 2022 dengan mengusung tema “Implementasi Moderasi Beragama dalam Kiprah Civitas Academika dan Lulusan yang Berdaya Saling Menjaga Martabat Kemanusiaan.”

Sepanjang wisuda yang digelar IAIN Palopo setiap semester, jumlah wisudawan tertinggi hanya mencapai tujuh ratusan orang, tapi wisuda periode II tahun 2022 kali ini, tembus 1.141 orang.
Masing-masing jumlah wisudawan itu; Fakultas Syariah sebanyak 138 orang, Fak. Ekonomi dan Bisnis Islam 454 orang, Fak. Ushuluddin, Adab dan Dakwah 119 orang, Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 411 orang dan Pascasarjana sebanyak 19 orang.

Rektor IAIN Palopo, Prof. Dr. Abdul Pirol, M. Ag, dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati serta selamat kepada orang tuanya atas gelar yang dicapai anaknya, “Ini merupakan wisuda terbanyak sepanjang STAIN-IAIN Palopo yakni sebanyak 1.141 orang, semoga ananda selama menempuh pendidikan di IAIN Palopo membawa berkah,” ucapnya.

Kata Rektor, seperti berakit-berakit dahulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu baru bersenang-senang kemudian. Wisuda adalah satu capaian bukti banyak yang mampu melewatinya.

Sukses tidaknya seseroang adalah men jadda wa jaddah, artinya siapa yang bersungguh-sungguh dia pasti berhasil. Siapa yang mau sukses tapi pemalas itu adalah omong kosong, gerakkan semua upaya dan kekuatan karena kesuksesan adalah satu akibat dari usaha kesungguhan.

“Allah berfirman, dalam QS. An-Najm ayat 39; Wa an laisa lil insani illa maa sa’a. Artinya, dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya” tutur Rektor.

Adapun pembawa Orasi Ilmiah dalam kegiatan tersebut yaitu Prof. Dr. Ahmad Tolabi, S.Ag, M.H, MA guru besar UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, ia mengatakan moderasi beragama bukanlah suatu proyek tapi satu gerakan. Moderasi beragama diperlukan dalam merawat keragaman budaya di Indonesia.

Menghargai perbedaan, serta menjunjung tinggi berbedaan yang sudah ada ratusan tahun yang lalu. Moderasi beragama dalam suatu perguruan tinggi diharapkan memberi nilai positif bagi etos kerja. (Humas)